Harus Apa ditengah Covid-19? (Ngabuburead #2)

Lembata Butuh Peralatan Medis Tambahan untuk Perangi Covid-19

"Law of Atrraction"

Saudara-saudaraku yang seiman dan sebangsa, semoga ditengah kondisi yang kita hadapi dan jalani saat ini, kita semua selalu Allah berikan kenikmatan kesehatan, rezeki yang cukup dan mampu beraktivitas dengan baik. Meskipun kondisi sekarang ini, masih ada rasa khawatir dan kegelisahan atas datangnya wabah covid-19 sehingga menimbulkan rasa kekhawatiran, mengganggu kenyamanan dan yang lebih berat adalah berupa ketakutan.


    Namun kita harus selalu optimis, bahwa kita insya Allah diberikan kekuatan oleh Nya untuk melewati kondisi wabah ini. Kenapa rasa khawatir dan gelisah ini terjadi kepada banyak orang, bisa jadi oleh pemberitaan baik media mainstream dan media sosial yang mempengaruhi pikiran kita atas informasi yang memberitakan dampak apabila seseorang terpapar virus covid-19, yaitu kematian yang begitu cepat.


    Cara penyebaran virus ini yang diberitakan melalui berbagai media tersebut dinyatakan sangat mudah sekali, diantaranya: bersentuhan dengan penderita covid-19, memegang droplet penderita covid-19, dan lain sebagainya. Maka semakin lengkaplah kekhawariran kita. Bahkan ketakutan yang berlebihan sering kita temukan pada orang-orang disekitar kita. Padahal sangat banyak para ahli sudah mengatakan kepada khalayak, jangan panik, jangan takut, dan jangan yang lainnya. Apakah hal ini dipahami oleh semua khalayak, tentu ada yang paham dan tentunya ada juga yang tidak paham.


    Kenyataannya, kita menemukan kedua-duanya dimasyarakat, betulkah begitu?. Tahukah anda kenapa hal itu dapat terjadi ? Tahukah anda sikap dan respon orang berbeda-beda dalam menanggapi dan mensikapi kejadian wabah covid-19 ?.


    Disatu sisi kita menerima informasi negatif, yaitu semakin banyak yang terpapar covid-19 dan begitu juga dengan yang meninggal dunia akibat terpapar covid-19. Disisi lain, kita menerima informasi positif, dari para ahli dari berbagai disiplin ilmu mengatakan: virus covid-19 tidak berbahaya apabila sistem kekebalan tubuh kita baik, jangan panik, jangan takut, dan jangan yang lainnya. Dari kedua informasi tersebut mana yang mendominasi pikiran kita, apakah informasi yang positif atau informasi negatif ? Hanya anda sendiri yang mampu menjawabnya.
Ya, kata kuncinya adalah pikiran. Apabila informasi positif yang mengisi pikiran kita, maka sikap optimis yang akan muncul sehingga berkeyakinan untuk dimampukan Allah menghadapi situasi wabah covid-19 ini dengan tenang, selalu berikhtiar sesuai saran-saran para ahli dan juga aturan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah untuk menangani wabah ini.


    Namun apabila informasi negatif yang mengisi pikiran kita, maka sikap pesimis dengan sendirinya dikedepankan, sehingga timbul kekhawatiran, panik, dan yang lebih parahnya timbul ketakutan. Padahal kita tahu bahwa sikap yang dikedepankan ini akan menurunkan kekebalan tubuh. Padahal kekebalan tubuh sangat penting untuk melawan virus covid-19 ini.   


    Inilah konsep "Law of attraction" yang telah dijelaskan Rasulullah SAW. Apa yang kita pikirkan, bisa jadi benar-benar terjadi pada diri kita. Sebagai ilustrasi, suatu hari Rasulullah menjenguk orang yang sedang sakit demam.


    Kemudian Rasul bersabda, "Semoga penyakitmu ini menjadi penghapus dosamu". Orang yang sedang sakit itu menjawab, "Tapi ini adalah demam yang mendidih, yang jika menimpa orang tua yang sudah renta, bisa jadi akan menyeretnya ke liang kubur". Mendengar jawaban orang itu, Rasulullah SAW bersabda, "kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya". (HR Ibnu Majah).


    Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa yang ridha, maka keridhaan itu adalah untuknya. Barangsiapa yang mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya". (HR At-Tarmidzi). Kemudian Rasul bersabda berikut ini, "Salah satu kebahagiaan seseorang adalah keridhaannya menerima keputusan Allah". (HR Ahmad).  

Hikmah yang dapat kita pelajari dari hadits tersebut adalah:
* jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia
* jika kita berpikiran sedih, maka kita akan sedih
* jika kita memikirkan sakit, maka sakit akan menimpa diri kita.
* jika kita memikirkan sehat, maka in sya Allah kita akan sehat.


    Demikianlah "Law of Attraction". Hukum tarik menarik adalah merupakan Sunnatullah yang berlaku di alam semesta ini. Anda akan menghadapi/menjalani seperti apa yang anda pikirkan. Jelas kata kunci menjalani kehidupan ini adalah pikiran. Kekuatan pikiran sangat besar pengaruhnya kepada kita dalam menjalankan tugas sebagai hamba-Nya yang sekaligus juga sebagai kalifah Allah dimuka bumi ini.


    Manusia diberi hak hidup oleh Allah swt, selain diciptakan oleh Allah, namun yang paling utama adalah mengabdi kepada Allah 'azza wa jalla. Atau dengan kata lain, beribadah dan berserah diri semata-mata hanya kepada Allah. Dalam rangka pengabdian inilah, manusia dibebani kewajiban/taklif yang sangat erat kaitannya dengan usaha dan kesungguhan manusia itu sendiri.
    Selanjutnya dalam menjalani kehidupan, manusia selalu dipengaruhi berbagai pikiran yang saling berkaitan satu dan yang lainnya. Oleh karena itu manusia dalam berikhtiar melaksanakan taklif, berkewajiban mengendalikan dan mengarahkan pikiran yang mempengaruhi kehidupannya, guna mencapai kebahagian yang hakiki yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
    Untuk itu segala sesuatu yang dipikirkan sebaiknya adalah untuk kebaikan diri sendiri, kehidupan kita berjalan selaras dengan apa yang kita pikirkan. You are what you think. Camkan kalimat singkat tersebut setiap saat. In sya Allah kita akan selalu berpikir positif, sehingga kita tidak akan pernah mengizinkan pikiran negatif masuk ke dalam diri kita, yang bisa saja akan membelenggu. Selalu berikhtiar semaksimal mungkin, tetap semangat dan jangan mudah menyerah dengan keadaan.
    Yakinkan bahwa kita bisa sehat, bahagia, sukses dan hal-hal yang positif lainya, hanya atas seizin Allah. "LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH". Tiada suatu pun kemampuan kita melainkan atas pertolongan Allah. Tugas kita didunia ini hanya dua saja, yaitu: ikhtiar yang maksimal dan memohon kepada-Nya dalam doa-doa kita. Karena kehidupan kita adalah atas Kuasa Allah 'azza wa Jalla.
Ketika kita berdoa pada Allah kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya doa dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya doa. Karena ingatlah bahwasanya doa itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzhan kepada Allah. Husnuzhan kepada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam doa.


    Jika seseorang berdoa dalam  keadaan yakin doanya akan terkabul, Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
اُدْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi, no. 3479. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Komentar

Postingan Populer