Materialis atau Spiritualis?
"Antara Materialis dan Spiritualis"
Ternyata apapun agama dan keyakinannya, suku bangsa apapun pada zaman dewasa ini manusia hanya dapat dibagi dua kelompok saja.
Pertama, kaum Materialis yg berfikir bahwa hidup ini hanya sekali, tidak masuk rasional mereka bahwa ada kehidupan lain seusai kehidupan ini. Maka, wajar mereka bergerak sporadis, homo homoni lupus, predatoris sejati, hukum rimba adalah niscaya sebab norma agama hanyalah dongeng belaka bagi mereka. Kaum materialis dari zaman awal dunia telah ada, saat ini motor penggeraknya dalah zionisme yang menggerakkan paham kapitalisme.
Kedua, kaum spiritualis yang meyakini bahwa ada hidup dari Sang Maha Hidup bukan hanya berhenti di kehidupan ini, melainkan percaya bahwa ada hidup setelah hidup. Maka mereka tak mau meredup oleh kata tak sanggup, tak mau gugp oleh jalan yang ditutup. Kaum spiritualis berusaha belajar hidup manis dengan mencintai siapa dan apa yang dicintai sang Maha Pecinta. Bagi mereka kebahagiaan sejati adalah saat sang Maha Pemberi memberikan kebahagiaan ketika mereka bisa membahagiakan selainnya. Kaum ini ada di kelompok sosialis, dan entah sejak kapan mulai berkurang di kalangan agamis sendiri.
Apakah ada persaingan di antara keduanya?
Sejauh ini masih belum ada persaingan, kaum spiritualis banyak yang tidak paham expansionis yang diterapkan kaum materialis. Mereka cenderung dijadikan objek mangsa empuk di kursi kelas apapun. Bohong besar kalau ada yang mengaku kaum spiritualis tapi tercium ambisi besar untuk berkuasa. Sebab sejatinya kaum spiritualis sadar dengan rasionalitas dan memiliki tingkat ambisitas yang tidak membara api.
Kaum materialis bisa saja mengaku memiliki Tuhan tapi tidak menunjukkan sikap sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Bisa jadi mengaku memiliki agama namun tidak mampu dalam beragama. Sebab dari dasar pemikiran hidup hanya sekali mereka bisa mengarang apapun caranya.
Dari kaum spiritualis tertentu sendiri bisa saja mengaku tidak memiliki Tuhan karena mereka tidak cukup memiliki rasionalitas yang tinggi dan tidak paham cara ber-Tuhan.
Sedangkan zaman sekarang kita mudah menemukan pergerakan yang penuh ambisius, penuh tendensius dan nafsu berkuasa hingga dapat diendus dari dengus-dengus rakus. Mereka bisa jadi dari kaum spiritualis atau bisa juga dari kaum materialis.
Begini bedanya, kaum spiritualis mulai sadar namun dibutakan oleh sifat materialis hingga tidak penuh memegang erat dari apa yang menjadi jati dirinya. Mulai menyerupai kaum materialis dan bahkan melebihi.
Sedangkan kaum materialis memang sudah melekat dalam jati dirinya akan sifat materialis, namun dengan penuh kepalsuan bisa jadi menyamarkan jati dirinya agar terlihat agamis dan bisa mengelabui kaum spiritualis. Mereka jadikan kuda tunggangan kaum spiritualis untuk kepentingannya sendiri.
Jadi kamu kaum spiritualis, tapi sifat materialis?
atau kamu materialis, tapi sifatmu menyerupai layaknya spiritualis?
Komentar
Posting Komentar